(Ams. 4:10-13)
Dalam ayat 10-11, penulis Kitab Amsal mewanti-wanti: ”Hai anakku, dengarkanlah dan terimalah perkataanku, supaya tahun hidupmu menjadi banyak. Aku mengajarkan jalan hikmat kepadamu, aku memimpin engkau di jalan yang lurus.”
Menarik disimak bahwa pemazmur bicara soal umur panjang. Itu menjadi logis jika dikaitkan dengan ayat berikutnya: ”Bila engkau berjalan langkahmu tidak akan terhambat, bila engkau berlari engkau tidak akan tersandung.” Persoalan-persoalan hidup sering membuat orang merasa tertekan. Dan tekanan hidup yang tidak dikelola baik akan menyebabkan psikosomatis. Itulah sebabnya, banyak dokter menasihati pasiennya untuk tetap tenang dan jangan terlalu banyak pikiran.
Jalan hikmat akan membuat orang merasa tenang. Dia tidak merasa perlu menyembunyikan kesalahannya. Dan memang tidak ada yang perlu disembunyikan. Jika jalan hikmat itu terlihat sulit karena dosa membuat orang enggan menapakinya. Namun demikian, itulah jalan kehidupan.
Pada ayat 13, penulis menasihati: ”Berpeganglah pada didikan, janganlah melepaskannya, peliharalah dia, karena dialah hidupmu.” Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”Ingatlah selalu akan ajaran yang sudah kauterima daripadaku. Jagalah itu baik-baik, sebab dengan ajaran itu hidupmu akan berhasil.”
Berkait dengan keberhasilan, kadang manusia berpikir pendek: sehari, sebulan, setahun, atau sewindu; juga melihat keberhasilan dari kacamata manusia pada umumnya. Oleh karena itu, perlulah bagi kita untuk melihat keberhasilan itu dari perspektif kekekalan Allah—akhir dari semua hal. Yang hanya didapat ketika orang menapaki jalan hikmat.
SMaNGaT,
Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional
Foto: Martino P.