(Ams. 4:23-27)
Dalam ayat 23 penulis Kitab Amsal menasihati: ”Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan.” Orang Yahudi memahami bahwa hati adalah pusat perasaan, juga pikiran, manusia. Karena itu, mudah dipahami mengapa penulis memberikan alasannya: karena dari situlah terpancar kehidupan.
Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”Jagalah hatimu baik-baik, sebab hatimu menentukan jalan hidupmu.” Hati perlu dijaga dengan baik karena itulah yang akan menentukan langkah hidup kita selanjutnya. Semua memang berpusat pada hati. Dan hatilah yang mewarnai seluruh tubuh.
Menarik disimak, dalam ayat-ayat selanjutnya, penulis bicara soal mulut, mata, juga kaki. Memang semuanya berdasarkan hati. Jika hati kita kotor, kotor pulalah mulut kita. Mata pun jadi melihat yang kotor-kotor dan kaki pun melangkahkan diri ke tempat yang kotor. Dan akhirnya seluruh badan jadi kotor.
Sebaliknya, jika hati kita dipenuhi rasa damai sejahtera, maka kata-kata yang keluar dari mulut pun menyejahterakan orang lain. Mata kita pun melihat segala sesuatu dari sudut pandang itu. Kalaupun melihat sesuatu yang tidak mendatangkan damai, hati bisa mengoreksi dengan melihat sesuatu di balik yang dilihat itu. Dan akhirnya kaki mengajak tubuh untuk melakukan tindakan-tindakan damai, tak hanya bagi diri sendiri, terutama untuk orang lain.
Oleh karena itu, jagalah hati!
SMaNGaT,
Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional
Foto: Giuia Bertelli