Posted on Tinggalkan komentar

Istri yang Cakap 6

Ams. 31:24-26)

”Ia membuat pakaian dari lenan, dan menjualnya, ia menyerahkan ikat pinggang kepada pedagang.” Dalam ayat 24 ini tampaknya istri yang cakap memang tidak pernah bertopang dagu. Dia memang memiliki semangat kerja tinggi. Dan pekerjaannya itu menghasilkan uang. Dia tak hanya memproduksi pakaian untuk dipakai sendiri, tetapi dia juga menjualnya. Tentu saja melalui pedagang perantara. Dan itu mensyaratkan kemampuan berkomunikasi.

Dalam ayat 25 dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”Ia berwibawa dan dihormati; dan tidak khawatir tentang hari nanti.” Sejatinya inilah inti perdagangan—keseteraan. Kesetaraan akan membuat antara pihak yang menjual dan membeli saling menghormati. Dan itulah yang menumbuhkan rasa percaya diri. Kadang kekhawatiran akan hari esok membuat pengusaha menggunakan aji mumpung—mumpung laku, maka diupayakan keuntungan sebesar-besarnya. Dan itu hanya akan membuat hubungan dagang menjadi berantakan.

Kemampuan berkomunikasi memang penting. Dan tentu saja perlu didasari oleh ketulusan. Dalam ayat 26 Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini dinyatakan: ”Dengan lemah lembut ia berbicara; kata-katanya bijaksana.” Kata bijak memang perlu disampaikan dengan lemah lembut. Sebijak-bijaknya perkataan jika disampaikan dengan sembarangan hanya akan membuat orang tak lagi mampu menyerap makna dengan baik, yang berujung pada retaknya hubungan. Ya, kata bijak memang perlu disampaikan secara bijak.

Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional

Bagikan:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *