Posted on Tinggalkan komentar

Istri yang Cakap 2

(Ams. 31:13)

”Ia tak pernah berbuat jahat kepada suaminya; sepanjang umurnya ia berbuat baik kepadanya.” Inilah turunan pertama dari konsep istri cakap menurut ibunda Lemuel. Tentu turunan ini bukan tanpa sebab. Kepercayaan penuh suamilah yang membuat dia tidak pernah jahat kepada pasangan hidupnya, bahkan dikatakan seumur hidup ia berbuat baik kepada suaminya.

Mungkinkah? Jawabannya pasti mungkin. Tentunya selama diusahakan. Bagaimanapun semakin kita mengenal seseorang semakin banyak gesekan terjadi, juga luka di hati, yang jika tidak dikelola akan menyakiti hati sendiri dan juga pasangan hidup.

Salah satu yang bisa dikembangkan adalah pemahaman, dan memang itu benar, bahwa pasangan hidup kita adalah karunia Tuhan. Kita bisa jadi merasa salah pilih, namun Tuhan dalam kedaulatan-Nya yang sempurna tidak pernah salah. Bahkan, Tuhan pun bisa mengizinkan yang salah, dalam kedaulatan-Nya, dan mengubahnya menjadi kebaikan bagi kita. Tentu saja selama pasangan tersebut percaya kepada kedaulatan Tuhan itu.

Pasangan hidup, meminjam istilah jawa, adalah sigaraning nyawa ’belahan jiwa’. Aneh rasanya jika kita menyakiti belahan jiwa kita. Karena jika dia sakit, pastilah kita ikut-ikutan sakit. Menyakiti pasangan hidup sesungguhnya hanya menyakiti diri kita sendiri. Menyakiti pasangan hidup sejatinya sama dengan tindakan bunuh diri.

Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional

Bagikan:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *