Posted on Tinggalkan komentar

Hukum Taurat

(Luk. 16:16-17)

”Hukum Taurat dan kitab para nabi berlaku sampai zaman Yohanes; dan sejak itu Kerajaan Allah diberitakan dan setiap orang memasukinya dengan paksa. Lebih mudah langit dan bumi lenyap daripada satu titik dari hukum Taurat batal.”

Tak terlalu mudah memahami ucapan Sang Guru. Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Sederhana tertera: ”Hukum-hukum agama yang diberikan oleh Musa dan nasihat-nasihat para nabi tetap diajarkan sampai pada saat Yohanes Pembaptis muncul di tengah-tengah masyarakat. Sejak saat itu Kabar Baik dari Allah mulai diberitakan terus, yaitu kabar mengenai bagaimana Allah memerintah sebagai Raja. Dan orang-orang berusaha keras untuk bisa menjadi umat yang diperintah oleh Allah. Meskipun demikian, peraturan-peraturan Allah tetap berlaku dan tidak akan dihapus. Langit dan bumi bisa lenyap, tetapi peraturan Allah sama sekali tidak bisa lenyap, biarpun hanya satu huruf.”

Jelaslah, penerapan Hukum Taurat pada zaman Yesus sesungguhnya masalah penafsiran. Penafsiran yang legalistik hanya akan membuat orang merasa terbeban dan akhirnya malah menyerah untuk melakukannya. Itulah yang dikritik Yesus Orang Nazaret. Bagi Dia kemanusiaan lebih signifikan ketimbang aturan. Jika aturan malah membuat kehidupan menjadi tidak manusiawi, aturan itulah yang perlu diperbarui. Bagaimanapun aturan memang dibuat agar kehidupan menjadi lebih manusiawi.

Sehingga, mudah dipahami, jika Yesus Orang Nazaret sendiri tak ingin membatalkan Hukum Taurat. Persoalannya bukanlah pada hukum itu sendiri, namun pada penafsirannya. Dan Yesus, Sang Guru, mencoba membarui penafsiran orang-orang sezamannya. Dengan cara begitu, banyak orang berusaha keras menjadi umat Allah. Sebab mereka menjadi lebih sadar bahwa Hukum Taurat adalah untuk manusia dan bukan sebaliknya.

Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional

Bagikan:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *