(Pengkhotbah 10:19)
Dalam ayat 19 sang pemikir menyatakan: ”Untuk tertawa orang menghidangkan makanan; anggur meriangkan hidup dan uang memungkinkan semuanya itu.” Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”Pesta membuat tertawa, dan anggur membuat gembira. Tapi perlu ada uang untuk membayarnya.” Benarkah pernyataannya?
Tentu ada benarnya. Pesta membuat orang tertawa, anggur membuat orang bergembira. Ketika makan enak dan minum anggur, orang sesaat akan melupakan beban hidupnya. Yang juga benar: semuanya itu butuh modal. Dan karena butuh modal yang tidak sedikit, aneh rasanya—bahkan mustahil—jika orang mengadakan pesta setiap hari.
La vita è bella ’hidup adalah pesta’. Itulah judul sebuah film Italia—dirilis pada 1997—yang bercerita tentang seorang Yahudi Italia Guido Orefice (diperankan Roberto Benigni) dalam menyikapi nasib yang menimpanya dalam kamp konsentrasi Bergen-Belsen masa Perang Dunia II. Ia mengajak anaknya untuk melihat situasi dalam kamp itu sebagai sebuah permainan. Dan lazimnya permainan pasti dilakoni dengan gembira. Ini memang masalah cara pandang.
Itu berarti tak perlu makanan enak dan anggur untuk tetap bergembira dalam hidup. Hidup itu sendiri adalah pesta. Tentu saja selama kita mampu melihat ada yang layak disyukuri. Namun demikian, bukankah hidup itu sendiri sungguh sesuatu banget pada masa pandemi ini?
SMaNGaT,
Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional
Foto: Istimewa