”Ya Allah, bebaskanlah orang Israel dari segala kesesakannya!” Demikianlah Daud mengakhiri Mazmur 25. Daud berharap Allah membebaskan Israel dari segala persoalan yang membelitnya. Hidup memang tak lepas dari persoalan—dari yang skalanya kecil hingga besar; mudah hingga sulit.
Menarik disimak bahwa Daud tidak memilah dan memilih persoalan, dia menyerahkan segala persoalannya kepada Allah. Alasannya adalah karena Israel milik Allah, yang telah diselamatkan Allah sendiri.
Berkait dengan pandemi Covid-19, layaklah kita berdoa seperti halnya Daud berdoa, ”Ya Allah, bebaskanlah dunia ini dari segala kesesakannya!” Mengapa dunia? Sebab kita percaya bahwa Allah begitu mengasihi dunia—yang telah Dia ciptakan sungguh amat baik ini.
Pandemi ini memang telah meluluhlantakkan dunia. Ini sungguh menyesakkan. Menyaksikan berita-berita yang beredar di media sosial mungkin malah membuat kita kecut sendiri. Dan akhirnya tak berani berharap.
Kalau sudah begini perlulah kita berikhtiar sebagaimana Daud dalam ayat 5: ”Bawalah aku berjalan dalam kebenaran-Mu dan ajarlah aku, sebab Engkaulah Allah yang menyelamatkan aku, Engkau kunanti-nantikan sepanjang hari.”
Daud meminta Allah untuk membawanya dalam kebenaran Allah sendiri. Dan kebenaran itu: Allah adalah Penyelamat. Misi-Nya adalah menyelamatkan. Oleh karena itu, menanti-nantikan Dia adalah hal yang logis dan wajar.
Marilah di Sabtu Sunyi ini kita berdoa dan menanti-nantikan karya Allah. Boleh juga bersenandung bersama Vocal Group Yerikho, ”Nantikan Tuhan berkarya indah pada waktu-Nya.”
SMaNGaT,
Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional