Posted on Tinggalkan komentar

Dua Orang Tua

(Luk. 2:43-52)

”Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia” (Luk. 2:52). Demikianlah cara Lukas menutup kisah Yesus pada umur dua belas tahun dalam Bait Allah (masa muda Yesus), sekaligus menjadi pengantar pemunculan-Nya di muka umum.

Adakah orang tua yang tidak mendambakan anak macam begini: dewasa fisik juga bijaksana? Kedewasaan fisik dan rohani itulah yang membuat-Nya makin dikasihi Allah dan manusia. Dia menjadi pribadi yang tidak hanya menyenangkan manusia, tetapi juga Allah. Dan Lukas jelas menyatakan bahwa semua itu merupakan hasil pengasuhan Yusuf dan Maria (lih. Luk. 2:51). Namun, pengasuhan keluarga kudus itu tampaknya sedikit banyak dipengaruhi oleh peristiwa hilangnya Yesus saat Paskah di Yerusalem.

”Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?” (Luk. 2:49). Demikian respons Yesus atas keluhan ibu-Nya. Lukas mencatat bahwa orang tua Yesus tidak memahami apa yang dikatakan-Nya. Catatan Lukas ini menjadi penting karena baik Yusuf maupun Maria agaknya lupa siapa anak mereka sesungguhnya. Kemungkinan itu terjadi karena setelah kembali dari pengungsian di Mesir, mereka melihat bahwa Yesus tak beda jauh dari rekan sebayanya!

Tentu saja, Yusuf dan Maria tidak sepenuhnya salah. Mereka merupakan contoh dari orang tua yang bertanggung jawab. Telah tiga hari mereka kelabakan mencari Yesus. Suasana sukacita Paskah pun tampaknya lenyap sudah. Pencarian selama tiga hari itu menyiratkan bahwa Yusuf dan Maria sepertinya tidak menyangka anak sulung mereka akan berada di Bait Allah—bertukar pikiran dengan para guru agama. Seandainya, mereka sadar bahwa Yesus harus berada di Bait Allah, tentu mereka tidak butuh waktu lama. Tetapi, agaknya mereka, sekali lagi, lupa siapa anak mereka sebenarnya.

Tak heran, saat mereka menemukan-Nya, Maria tak dapat menahan hatinya langsung menegur, ”Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau.” Ada rasa kelegaan sekaligus kegusaran dalam kalimat Maria itu. Lega telah menemukan Yesus, gusar karena Yesus tidak memberi tahu sebelumnya.

Namun, mereka terkejut ketika Yesus menjawab, ”Mengapa ayah dan ibu mencari Aku? Apakah ayah dan ibu tidak tahu bahwa Aku harus ada di dalam rumah Bapa-Ku?” Dalam jawaban Yesus ini tersirat ada perbedaan makna antara orang tua manusiawi dan orang tua ilahi. Dan Yesus hendak menekankan hal itu kepada orang tua manusiawi-Nya.

Jelaslah bahwa setiap manusia mempunyai dua orang tua—orang tua ilahi dan orang tua manusiawi. Dan tugas orang tua manusiawi adalah memperkenalkan anak mereka kepada orang tua ilahinya.

Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional

Bagikan:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *