”Ya Allah, berikanlah hukum-Mu kepada raja dan keadilan-Mu kepada putera raja! Kiranya ia mengadili umat-Mu dengan keadilan dan orang-orang-Mu yang tertindas dengan hukum! Kiranya gunung-gunung membawa damai sejahtera bagi bangsa, dan bukit-bukit membawa kebenaran! Kiranya ia memberi keadilan kepada orang-orang yang tertindas dari bangsa itu, menolong orang-orang miskin, tetapi meremukkan pemeras-pemeras!”
Demikianlah bait pertama dari Mazmur 72. Menarik disimak—menurut catatan redaksi Alkitab—awalnya mazmur ini merupakan doa-doa Daud bin Isai. Namun, sepertinya redaktur mendapatkan mazmur ini dari Salomo bin Daud.
Salomo agaknya merasa perlu memasukkan doa ayahnya dalam Kitab Mazmur. Ia tahu bahwa raja bisa salah dan karena itu pentinglah bagi raja untuk menerapkan hukum Allah tak hanya bagi rakyatnya, terutama bagi dirinya sendiri. Dan raja yang hidup dalam hukum Allah niscaya akan mengadili dengan adil.
Ketika seorang pemimpin negara bertindak adil, maka rakyat akan merasakan damai sejahtera. Itu jugalah yang ditekankan Daud dalam doanya pada ayat 7: ”Kiranya keadilan berkembang dalam zamannya dan damai sejahtera berlimpah, sampai tidak ada lagi bulan!” Dalam Alkitab BIMK tertera: ”Semoga keadilan berkembang selama zamannya, dan kemakmuran berlimpah selama bulan ada.”
Jelaslah, selama keadilan diterapkan dengan baik, rasa damai—juga rasa makmur—meliputi hati rakyat. Sedikit contoh, ketika seorang pedagang berbuat curang, maka dia pasti enggak merasa damai karena takut ketahuan. Saat sungguh ketahuan, giliran si pembelilah yang tidak merasa damai karena merasa ditipu. Dan semua tanggung jawab itu ada di pundak pemimpin negara.
Karena itu—juga di tengah pandemi COVID-19 ini—kita dipanggil untuk mendoakan para pemimpin negara. Kiranya Tuhan memberi mereka hikmat untuk mengambil keputusan terbaik dan adil bagi segenap rakyat Indonesia. Mari kita bersyafaat buat para pemimpin negara kita!
SMaNGaT,
Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional
Foto: Istimewa