Posted on Tinggalkan komentar

Doa Minta Perlindungan pada Masa Tua

Pemazmur memulai Mazmur 71 dengan sebuah ikhtiar: ”Pada-Mu, ya TUHAN, aku berlindung, janganlah sekali-kali aku mendapat malu.” Dalam Alkitab BIMK: ”Pada-Mu aku berlindung, ya TUHAN, jangan biarkan aku dipermalukan.” Pemazmur tak ingin dipermalukan oleh orang-orang fasik dan berharap pada keadilan Allah sendiri.

Doa macam begini bukanlah tanpa alasan. ”Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan, kepercayaanku sejak masa muda, ya ALLAH” (Mzm. 71:5). Itu berarti sejak muda pemazmur telah belajar mengandalkan Allah. Bahkan pengalaman hidup pemazmur memperlihatkan betapa Allah selalu melindunginya, yang membuat dia menjadi contoh nyata bagi orang-orang sekitarnya.

Dan karena itulah, pemazmur memohon dalam ayat 9-11: ”Janganlah membuang aku pada masa tuaku, janganlah meninggalkan aku apabila kekuatanku habis. Sebab musuh-musuhku berkata-kata tentang aku, orang-orang yang mengincar nyawaku berunding bersama-sama dan berkata: ’Allah telah meninggalkan dia, kejar dan tangkaplah dia, sebab tidak ada yang melepaskan dia!’”

Agaknya pemazmur sadar, ketika muda dia masih bisa mengandalkan kekuatan ragawinya, dan sekarang dia tak bisa mengandalkannya lagi karena kekuatannya telah surut. Dia menggantungkan dirinya hanya kepada Allah saja. Allah—yang tidak pernah berubah dan tidak pernah menjadi tua—menjadi tempat perlindungan sejatinya.

Pada masa pandemi ini baiklah kita terus mengingat bahwa Allah tidak pernah meninggalkan kita baik ketika muda, apalagi ketika beranjak tua.

SMaNGaT,

Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional

Foto: Mikael Kristenson

Bagikan:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *