Dalam Mazmur 70:2 Daud berseru: ”Ya Allah, bersegeralah melepaskan aku, menolong aku, ya TUHAN!” Dalam mazmurnya, Daud memperlihatkan betapa dia telah payah menanggung persoalannya, sehingga dia berharap Allah bergegas menyelamatkannya.
Setiap orang tentu mempunyai daya tahan dalam menghadapi kesulitan. Namun, seiring berjalannya waktu, daya tahan pun bisa berkurang. Dan jika tidak tahan, maka daya tahan kita pun ambrol.
Tak beda dengan krisis akibat pandemi COVID-19 ini. Ketika pandemi ini menjangkiti kita di Indonesia pada akhir Maret 2020—dan kita mulai belajar dari rumah, bekerja dari rumah, dan beribadah di rumah—kita merasa mendapatkan pengalaman baru yang bisa diceritakan kepada anak dan cucu nantinya.
Akan tetapi, pandemi ternyata tak berhenti. Dan kita mulai merasakan betapa pandemi ini tak hanya mengakibatkan krisis kesehatan, tetapi juga krisis ekonomi. Pada awal pandemi kita mungkin bersemangat membeli banyak buah dan sayur—meski harganya kadang tak masuk akal—dengan menggunakan tabungan. Namun, ketika tabungan mulai menipis, dan ternyata pandemi juga belum selesai, kita pun menjadi khawatir, apalagi jika tempat kerja kita pun mulai goyah. Terus bagaimana nasib kita nantinya?
Pada titik ini, marilah kita berseru seperti Daud pada akhir mazmurnya menurut Alkitab BIMK: ”Aku ini miskin dan lemah; datanglah segera, ya Allah. Engkaulah penolong dan penyelamatku, jangan berlambat, ya TUHAN.”
SMaNGaT,
Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional
Foto: Istimewa