Posted on Tinggalkan komentar

Di Manakah Engkau?

(Ayb. 38:4-11)

”Di manakah engkau, ketika Aku meletakkan dasar bumi? Ceritakanlah, kalau engkau mempunyai pengertian! Siapakah yang telah menetapkan ukurannya? Bukankah engkau mengetahuinya? — Atau siapakah yang telah merentangkan tali pengukur padanya? Atas apakah sendi-sendinya dilantak, dan siapakah yang memasang batu penjurunya pada waktu bintang-bintang fajar bersorak-sorak bersama-sama, dan semua anak Allah bersorak-sorai?” (Ayb. 38:4-7).

Allah bertanya tentang tempat. Dan Ayub pasti tidak bisa menjawabnya karena tempatnya pun Allah yang menciptakannya. Allah mencipta dari ketiadaan, sehingga pertanyaan mengenai tempat pasti mustahil menjawabnya. Allah adalah _causa prima_—penyebab utama segala di luar diri-Nya.

Tentu saja Ayub belum ada. Manusia pertama juga belum. Manusia memang dicipta pada hari keenam setelah Allah menciptakan segala kebutuhan yang diperlukan manusia untuk hidup. Pada titik ini tampaknya Ayub pun cuma bisa diam. Meski dia punya pengertian, tetapi menjawab tentu bukan pilihan.

Dalam ayat 5-7 dalam Alkitab Bahasa indonesia Masa Kini tertera: ”Siapakah menentukan luasnya dunia? Siapakah membentangkan tali ukuran padanya? Tahukah engkau jawabannya? Bagaimanakah tiang-tiang penyangga bumi berdiri teguh? Siapa meletakkan batu penjuru dunia dengan kukuh, pada waktu bintang-bintang pagi bernyanyi bersama dan makhluk-makhluk surga bersorak-sorak gembira.”

Satu-satunya jawaban memang hanya Allah. Ayub pasti tahu itu. Dan karena itu dia diam.

Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional

Bagikan:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *