(Luk. 11:37-41)
Seorang Farisi yang mengundang Yesus untuk makan di rumahnya heran menyaksikan Yesus tidak mencuci tangan-Nya sebelum makan. Bagi dia, kebersihan tangan itu tak hanya penting, tetapi mutlak karena itu merupakan perintah agama.
Sang Guru pun merespons: ”Hai orang-orang Farisi, kamu membersihkan bagian luar dari cawan dan pinggan, tetapi bagian dalammu penuh rampasan dan kejahatan. Hai orang-orang bodoh, bukankah Dia yang menjadikan bagian luar, Dia juga yang menjadikan bagian dalam? Akan tetapi, berikanlah isinya sebagai sedekah dan sesungguhnya semuanya akan menjadi bersih bagimu.”
Pada hemat Yesus kebersihan fisik penting, tetapi kebersihan hati lebih penting. Allah tidak hanya menciptakan bagian luar, tetapi juga bagian dalam. Bahkan—dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini—Yesus berkata, ”Yang ada di dalam mangkuk dan piringmu itu, itulah yang harus kalian berikan kepada orang-orang miskin. Dengan cara itu, semuanya akan menjadi bersih untukmu.” Menurut Sang Guru dari Nazaret, kebersihan hati akan membersihkan bagian luar tubuh.
Pada kenyataannya, tak sedikit orang yang lebih fokus pada tampak luar. Mungkin karena dilihat orang. Jika demikian halnya, maka seseorang melakukan sesuatu yang baik bukan karena hatinya baik, tetapi karena takut pada apa kata orang. Dan itulah yang tegas dicela Sang Guru dari Nazaret.
Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional