(Luk. 1:19-20)
”Jawab malaikat itu kepadanya, ’Akulah Gabriel yang melayani Allah dan aku telah diutus untuk berbicara kepadamu untuk menyampaikan kabar baik ini kepadamu. Sesungguhnya engkau akan menjadi bisu dan tidak dapat berkata-kata sampai hari ketika semuanya ini terjadi, karena engkau tidak percaya kepada perkataanku yang akan dipenuhi pada waktunya.’”
Entah bagaimana perasaan Gabriel ketika mendengar ketidakpercayaan Zakharia. Kemungkinan besar dia tersinggung. Sehingga dia merasa perlu memperkenalkan dirinya sebagai Gabriel yang melayani Allah dan diutus untuk menyampaikan kabar baik. Dengan kata lain, Gabriel menegaskan bahwa dia hanya melakukan perintah Allah.
Hanya persoalannya, mungkin karena kabarnya terlalu baik itulah yang membuat Zakharia meminta tanda. Dan Gabriel merasa perlu memberikan tanda. Dan tandanya adalah Zakharia menjadi bisu hingga semua perkataan Gabriel terwujud. Mengapa kebisuan Zakharia yang menjadi tandanya? Kita hanya bisa menduga-duga.
Tampaknya Allah sengaja memberikan hukuman ketidakmampuan berbicara kepada Zakharia. Biasanya orang yang memiliki kabar baik akan membagikannya kepada orang lain, bahkan kepada sebanyak mungkin orang. Dia ingin menceritakan kabar baik itu dan berharap orang lain turut bergembira bersamanya. Dan itulah yang tidak mungkin dilakukan Zakharia. Allah telah membuatnya bisu karena ketidakpercayaannya itu.
Namun, kelihatannya Zakharia sendiri perlu bersyukur dengan kebisuan itu. Kebisuan membuat dia tak punya kesempatan menyombongkan diri di depan orang lain. Semua yang akan terjadi pada dirinya bukanlah karena kehebatannya, tetapi anugerah Allah semata. Lagi pula, bukankah dia pun pernah menyangsikannya?
Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional