Posted on Tinggalkan komentar

Berkat Tanpa Suara

(Luk. 1:21-23)

”Sementara itu orang banyak menanti-nantikan Zakharia. Mereka menjadi heran bahwa ia begitu lama berada dalam Bait Suci. Ketika ia keluar, ia tidak dapat berkata-kata kepada mereka dan mengertilah mereka bahwa ia telah melihat suatu penglihatan di dalam Bait Suci. Lalu ia memberi isyarat kepada mereka, dan ia tetap bisu. Ketika selesai masa pelayanannya, ia pulang ke rumah.”

Salah satu anugerah istimewa seorang imam adalah menjadi perantara berkat Allah kepada umat Israel. Dan itulah yang biasa dilakukan imam setelah dia membakar ukupan. Namun, imam yang ditunggu-tunggu tak kunjung keluar. Dan ketika keluar, Zakharia tak mampu berkata-kata kepada mereka. Dengan kata lain Zakharia tidak dapat mengucapkan berkat yang biasa diucapkan seorang imam. Kemungkinan besar Zakharia hanya mengangkat tangannya dan memberikan berkat tanpa suara, meski bibirnya bergerak.

Menarik disimak, bagaimana Lukas menggambarkan situasinya dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini: ”Maka orang-orang pun tahu bahwa ia sudah melihat suatu penglihatan di dalam Rumah Tuhan.” Peristiwanya memang bukan peristiwa biasa. Itu berarti berkat tanpa suara Zakharia pun menjadi penuh makna.

Berkait dengan berkat—baik dengan suara maupun tanpa suara—sesungguhnya imam hanyalah perantara. Semuanya berasal dari Allah semata. Dengan kata lain, ketiadaan suara tidak mengurangi mutu dari berkat itu. Sekali lagi, Zakharia hanya perantara.

Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional

Bagikan:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *