Di awal nyanyian ziarahnya, Mazmur 131, penyair menulis: ”Ingatlah, ya TUHAN, kepada Daud dan segala penderitaannya, bagaimana ia telah bersumpah kepada TUHAN, telah bernazar kepada Yang Mahakuat dari Yakub: ’Sesungguhnya aku tidak akan masuk ke dalam kemah kediamanku, tidak akan berbaring di ranjang petiduranku, sesungguhnya aku tidak akan membiarkan mataku tidur atau membiarkan kelopak mataku terlelap, sampai aku mendapat tempat untuk TUHAN, kediaman untuk Yang Mahakuat dari Yakub.’”
Pada titik ini penyair mengajak umat untuk bersyafaat bagi Daud dalam persekutuan. Bersyafaat merupakan panggilan umat Allah. Bersyafaat berarti menjadi jembatan antara Allah dan orang yang kita doakan. Itu jugalah hakikat persekutuan Kristen. Dengan kata lain, meski Daud merupakan pribadi dengan kualitas baik, dia tetap membutuhkan dukungan dari umat Allah.
Menurut Dietrich Bonhoeffer, dalam bukunya Hidup Bersama, seorang pendoa syafaat dalam persekutuan dipanggil untuk mengetahui kecemasan, kebutuhan, sukacita, dan ucapan syukur, permohonan, dan harapan dari yang didoakan. Dia harus peduli dengan pekerjaan dan tanggungan mereka. Dia berdoa sebagai saudara bagi saudaranya yang lain.
Sekali lagi, bersyafaat merupakan panggilan Kristen. Marilah kita melakukannya di tengah pandemi ini!
SMaNGaT,
Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional
Foto: Andrei Stratu