Lembaga Alkitab Indonesia memberi judul ”Penobatan Raja Imam” bagi Mazmur 110. Bagi umat Kristen mazmur Daud ini mempunyai tempat khusus karena beberapa ayatnya dikutip oleh para penulis kitab Perjanjian Baru. Bahkan, Yesus Orang Nazaret sendiri mengenakannya bagi diri-Nya sendiri.
Dalam perdebatan dengan orang Farisi, Yesus mengutip Mazmur 110:1: “Jika demikian, bagaimanakah Daud oleh pimpinan Roh dapat menyebut Dia Tuannya, ketika ia berkata: Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai musuh-musuh-Mu Kutaruh di bawah kaki-Mu” (Mat. 22:43-44).
Meskipun demikian, kita bisa bersepakat bahwa Daud percaya raja adalah pilihan Allah sendiri. Dan sebagai pilihan Allah, dia dikaruniai wewenang yang besar selama dia mau menggantungkan dirinya kepada Sang Raja Semesta.
Dengan kata lain, seorang raja tak perlu merasa diri lebih hebat dari Allah. Bahkan, ketika dia hidup dalam kehendak Allah, Allah sendirilah yang berperang baginya. Itu hanya mungkin terjadi tatkala raja terus mengupayakan dirinya, juga tentaranya, berhiaskan kekudusan.
Berhiaskan kekudusan merupakan prasyarat logis jika kita masih ingin berharap pada pertolongan Allah. Terlebih pada masa pandemi ini.
SMaNGaT,
Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional
Foto: Istimewa