Posted on Tinggalkan komentar

Bergembiralah Karena Tuhan

Daud memulai Mazmur 37 dengan sebuah nasihat: ”Jangan marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri hati kepada orang yang berbuat curang.” Mungkin kita pernah mengalaminya. Namun, kelihatannya kita perlu sungguh-sungguh bertanya dalam diri—mengapa kita marah dan iri?

Jangan-jangan kita marah karena kelihatannya hidup mereka—yang berbuat jahat dan curang itu—sepertinya baik-baik saja. Dan kita menjadi kecewa akan hal itu. Atau, bisa jadi kita marah karena merasa Allah telah bertindak tidak adil karena membiarkan semua kejahatan dan kecurangan itu terjadi.

Pada titik ini, sejatinya kita tidak marah kepada orang itu, tetapi sedang marah kepada Allah sendiri. Kalau sudah begini, kita mesti hati-hati karena bisa jadi kemarahan kepada Allah membuat kita ikut-ikutan berlaku curang.

Ketimbang marah dan iri—yang hanya akan menyakiti hati sendiri—dalam ayat 3 dan 4, Daud berseru: ”Percayalah kepada TUHAN dan lakukanlah yang baik, diamlah di negeri dan berlakulah setia, dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu.”

Percaya berarti memercayakan diri kepada Allah. Dan itu seharusnya maujud dalam perilaku sehari-hari. Melakukan yang baik bukan karena takut dihukum, tetapi karena menyadari bahwa kita memang umat Allah. Dan kita perlu mengembangkan sikap untuk senantiasa bergembira. Bergembira bukan karena semua serbabaik, tetapi karena Allah pasti menganugerahkan yang terbaik, juga di masa pandemi ini.

Padanan frasa ”bergembira karena TUHAN” dalam Alkitab BIMK adalah ”carilah kebahagiaanmu pada TUHAN”. Mencari merupakan kata kerja aktif. Dan siapa yang mencari, kata Tuhan Yesus, pasti akan mendapat. Percayalah!

SMaNGaT,

Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional

Bagikan:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *