Posted on Tinggalkan komentar

Beda Pohon dan Manusia

(Ayb. 14:7-22)

”Karena bagi pohon masih ada harapan: apabila ditebang, ia bertunas kembali, dan tunasnya tidak berhenti tumbuh. Apabila akarnya menjadi tua di dalam tanah, dan tunggulnya mati di dalam debu, maka bersemilah ia, setelah diciumnya air, dan dikeluarkannyalah ranting seperti semai” (Ayb. 14:7-9).

Demikianlah Ayub memperlihatkan betapa bedanya kematian sebatang pohon dan manusia. Pohon ditebang belum tentu mati, dia masih bisa normal. Tinggal menunggu waktu dan sikon yang baik. Sedangkan manusia sungguh berbeda.

Dalam ayat 10-12 Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”Tapi bila manusia mati, habis riwayatnya; ia meninggal dunia, lalu ke mana perginya? Seperti air menguap dari dalam telaga, seperti sungai surut sampai habis airnya, begitu pula manusia yang telah mati: ia tidak akan dapat bangkit kembali. Ia tak akan terjaga selama langit masih ada, tak pernah lagi bangun dari tidurnya.”

Pohon mati, masih ada di bumi; manusia mati, raib dari dunia orang hidup. Dia tidak ada lagi. Karena itu, ini hal baik yang kita bisa simak dari Ayub: ”Maka aku akan menaruh harap selama hari-hari pergumulanku, sampai tiba giliranku; maka Engkau akan memanggil, dan aku pun akan menyahut; Engkau akan rindu kepada buatan tangan-Mu” (Ayb. 14:14-15).

Dalam pergumulannya, Ayub masih berharap. Dia percaya Allah tidak akan memperhatikan dosanya. Dengan perkataan lain, di dalam hati kecilnya Ayub percaya bahwa Allah itu baik, lagi adil.

Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional

Bagikan:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *