(Luk. 1:34-37)
”Kata Maria kepada malaikat itu, ’Bagaimana caranya, padahal aku belum bersuami?’ Jawab malaikat itu kepadanya, “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.’”
Bagaimana caranya? Demikianlah tanggapan Maria. Jika Zakharia bertanya, ”Bagaimanakah aku tahu bahwa hal ini akan terjadi?”; Maria bertanya, ”Bagaimana caranya?” Kalau Zakharia butuh tanda, Maria butuh klarifikasi. Klarifikasi menjadi penting karena belum pernah ada anak lahir tanpa persetubuhan. Jika reaksi Zakharia muncul karena ketidakpercayaan dan Allah memberikan kebisuan sebagai tanda, kepada Maria, Gabriel memberikan penjelasan bahwa Roh Allah akan turun dan meliputi dirinya. Gabriel juga bercerita soal Elisabet yang sedang mengandung dalam usia lanjut.
Menurut Paus Emeritus Benekditus, Maria tidak ragu-ragu. Ia tidak bertanya tentang apakah ia dapat melaksanakan tugas, melainkan bagaimana ia mengamalkan tugas tersebut. Dan Gabriel pun menegaskan: ”Bagi Allah tidak ada yang mustahil”.
Ya, tidak ada yang mustahil bagi Allah. Persoalannya, manusia sering lupa akan kenyataan ini. Dan jika tidak ada yang tidak mungkin, bagian manusia sesungguhnya tinggal percaya saja. Itu tindakan terlogis. Sayangnya, manusia sering melhat keterbatasan diri.
Berkait hal ini, H. A. Oppusunggu semasa hidup sering berbagi visi soal komunikasi penerbitan. Biasanya Pak Oppu sudah menyiapkan strategi, juga sejumlah rupiah yang dibutuhkan, untuk mewujudkan visi tersebut. Ketika rekan bicaranya masih terpana dengan dana yang dibutuhkan, dia langsung bertanya, ”Mustahilkah?” Yang cepat dijawabnya sendiri, ”Ini berarti kehendak Tuhan.”
Dengan kata lain, yang mustahil-mustahil memang karya Tuhan, manusia dipanggil terlibat menjadi rekan kerja-Nya dalam perwujudannya.
Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional