(Luk. 1:30-33)
”Kata malaikat itu kepadanya, ’Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh anugerah di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapak leluhur-Nya, dan Ia akan memerintah atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.”
Maria beroleh anugerah. Dialah perempuan terpilih menjadi wahana kehadiran Juru Selamat dunia. Maria menjadi Bunda Tuhan. Sama seperti kepada Zakharia, yang mesti memberikan nama Yohanes kepada anaknya, demikian pula Maria diminta untuk memberikan nama Yesus kepada anaknya.
Menarik disimak bahwa pemberian nama pada masa itu biasanya dilakukan oleh seorang ayah. Namun, pemberian nama dalam versi Lukas menjadi tugas Maria. Meskipun demikian, kepada Yusuf pun, dalam catatan Injil Matius, diperintahkan untuk memberi nama anak itu Yesus, yang berarti Allah menyelamatkan.
Jelaslah bahwa kedua orang tua itu, baik Maria dan Yusuf, mendapatkan tugas yang sama untuk menamai anak mereka Yesus. Nama itu sendiri menegaskan makna karya Yesus Orang Nazaret di dunia. Apa yang dilakukan Yesus Orang Nazaret hanyalah memperlihatkan bahwa Allah adalah Pribadi yang menyelamatkan. Karya Yesus—dari kelahiran, kematian, dan kebangkitan-Nya, hanya memperlihatkan diri Allah sebagai Pribadi yang menyelamatkan.
Demikianlah tugas Maria, sekaligus anugerah Allah itu, mengandung, melahirkan, dan menamai.
Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional