Posted on Tinggalkan komentar

Anggur Baru

(Luk. 5:37-39)

”Demikian juga tidak seorang pun menuang anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian, anggur yang baru itu akan mengoyakkan kantong itu dan anggur itu akan terbuang dan kantong itu pun hancur. Tetapi anggur yang baru harus disimpan dalam kantong yang baru pula. Tidak seorang pun yang telah minum anggur tua ingin minum anggur yang baru, sebab ia akan berkata: Anggur yang tua itu baik.”

Pernyataan Yesus logis. Sang Guru tak mau para murid-murid-Nya melakukan sesuatu yang sia-sia. Minuman dari buah anggur dibuat dengan proses fermentasi. Selama proses tersebut akan timbul gas buangan yang dapat membuat kantong yang terbuat dari kulit mengembang. Menaruh anggur baru dalam kantong tua hanya akan membuat kantong itu terkoyak dan hancur. Anggur itu pun terbuang percuma. Anggur baru harus disimpan dalam kantong baru.

Dengan kata lain, Yesus hendak mengingatkan para murid-Nya bahwa ajaran baru yang dibawa-Nya pun perlu mendapatkan wadah yang tepat. Ajaran baru memang lebih tepat berada dalam hati yang telah diperbarui. Tanpa hati baru, tak akan ada faedahnya. Dan biasanya hati lama akan menolak ajaran baru.

Itu jugalah yang dikatakan orang yang telah menikmati anggur tua. Mereka cenderung berkata, ”Anggur yang tua itu baik.” Itu wajar. Sehingga, tak perlu memaksa orang. Yang paling mungkin dilakukan adalah mulailah dari segelintir orang. Jika memang baik, orang lain akan mengikutinya. Sang Guru dari Nazaret pernah menjalankannya. Kita adalah bukti keberhasilannya.

Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional

Bagikan:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *