Posted on Tinggalkan komentar

Allah Tidak Mengindahkan Doa

(Ayb. 24:9-12)

”Ada yang merebut anak piatu dari susu ibunya dan menerima bayi orang miskin sebagai gadai. Dengan telanjang mereka berkeliaran, karena tidak ada pakaian, dan dengan kelaparan mereka memikul berkas-berkas gandum; di antara dua petak kebun mereka membuat minyak, mereka menginjak-injak tempat pengirikan sambil kehausan. Dari dalam kota terdengar rintihan orang-orang yang hampir mati dan jeritan orang-orang yang menderita luka, tetapi Allah tidak mengindahkan doa mereka.”

Allah tidak mengindahkan doa mereka. Demikianlah kesimpulan Ayub atas para korban tindak kejahatan. Ayub tampaknya sengaja memperlihatkan bagaimana orang kecil dan lemah memang sering menjadi korban. Menjadi korban karena si pelaku kejahatan agaknya yakin tak ada yang akan membela mereka. Dan karena itu mereka ditindas.

Yang menjadi perhatian Ayub bukanlah tindakan kejahatan itu sendiri. Sebenarnya di dunia manusia hal itu memang jamak terjadi. Ayub lebih fokus pada ketidakpedulian Allah. Mengapa Allah tidak mengindahkan doa orang-orang yang tertindas? Lalu di manakah keadilan Allah?

Namun, kelihatannya Ayub juga hendak bercerita kepada para sahabatnya bahwa ketidakpedulian Allah itu jugalah yang dialaminya. Sehingga tekanan sahabat-sahabat yang mempertanyakan kebersihan dan ketulusan hatinya sebenarnya juga tidak terlalu kuat. Pada titik ini sebenarnya lelaki dari tanah Us itu hendak mengatakan bahwa dia memang tidak bersalah kepada Allah sedikit pun.

Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional

Bagikan:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *