(Luk. 1:10-13)
”Pada waktu pembakaran dupa, seluruh umat berkumpul di luar dan bersembahyang. Lalu tampaklah kepada Zakharia seorang malaikat Tuhan berdiri di sebelah kanan mezbah pembakaran dupa. Melihat hal itu ia terkejut dan menjadi takut. Tetapi malaikat itu berkata kepadanya, ’Jangan takut, hai Zakharia, sebab doamu telah dikabulkan. Elisabet, istrimu, akan melahirkan seorang anak laki-laki bagimu dan haruslah engkau menamai dia Yohanes.’”
Dupa dibakar dan persembahan disajikan dalam ruang Mahakudus dari Bait Suci, Bilik para imam. Sementara itu umat berkumpul sembari bersembahyang di tempat lain, Bilik Umat Israel. Hanya imamlah yang boleh hadir dalam ruang Mahakudus. Itu pun terpilih dengan undian. Dan merupakan hak istimewa seorang iman untuk keluar dari bilik dan memberi berkat kepada umat Allah di bilik Umat Israel.
Pada waktu pembakaran dupa itulah seorang malaikat Tuhan menampakkan diri kepada Zakharia. Tentu saja keberadaan malaikat Tuhan itu membuat Zakharia takut. Dan karena itulah malaikat Tuhan menyapanya dengan namanya.
Menyapa dengan nama memang bisa mencairkan ketegangan. Menyapa dengan nama menyiratkan hubungan yang lebih akrab, juga hormat. Dan Zakharia disapa dengan namanya. Dan namanya berarti ”Allah mengingat”.
Kehadiran malaikat Tuhan— dengan berita bahwa Elisabet akan mengandung dan Zakharia mesti menamainya Yohanes, yang berarti Tuhan itu baik hati—memperlihatkan bahwa Allah sungguh mengingat Zakharia. Ungkapan ”sebab doamu telah dikabulkan” seakan menegaskan bahwa Allah sungguh mengingatnya. Dan semua itu terjadi pada waktu pembakaran dupa.
Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional