Posted on Tinggalkan komentar

Aku Telah Bosan Hidup

(Ayb. 10:1-7)

”Aku telah bosan hidup, aku hendak melampiaskan keluhanku, aku hendak berbicara dalam kepahitan jiwaku. Aku akan berkata kepada Allah: Jangan mempersalahkan aku; beritahukanlah aku, mengapa Engkau beperkara dengan aku. Apakah untungnya bagi-Mu mengadakan penindasan, membuang hasil jerih payah tangan-Mu, sedangkan Engkau mendukung rancangan orang fasik?” (Ayb. 10:1-3).

Demikianlah pengakuan Ayub. Dengan gamblang dia menyatakan bahwa dia telah bosan hidup. Ayub tidak menyembunyikan perasaannya. Dia sungguh bingung dengan apa yang terjadi padanya. Dan karena itu dia mengeluh. Ayub menggugat Allah. Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”Ya Allah, janganlah aku Kaupersalahkan; jelaskanlah mengapa aku Kaulawan. Apa untungnya jika Engkau menindas begini, dan membuang hasil karya-Mu sendiri? Apa untungnya jika Engkau mendukung pendapat dan rencana para penjahat?”

Ya, Ayub butuh penjelasan. Dia merasa ditindas dan dibuang Allah. Dan dia heran mengapa Allah menindas dan membuangnya. Ayub bertanya, ya apa untungnya bagi Allah menimpakan semua penderitaan itu kepadanya. Dan kalau memang enggak ada untungnya, mengapa Allah melakukannya? Bahkan dengan lugas dan berani Ayub berkata, dalam ayat 7 Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini: ”Sebenarnya Engkau tahu dan sadar, bahwa aku tak salah, tetapi benar.”

Ayub sungguh berani. Di hadapan Allah, Sang Mahatahu, dia mengatakan bahwa Allah sejatinya tahu bahwa dia tidak bersalah. Ya, Ayub sungguh berani.

Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional

Bagikan:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *