Posted on Tinggalkan komentar

Aku Menjadi Tertawaan Sesamaku

(Ayb. 12:1-6)

”Memang, kamulah orang-orang itu, dan bersama-sama kamu hikmat akan mati. Aku pun mempunyai pengertian, sama seperti kamu, aku tidak kalah dengan kamu; siapa tidak tahu hal-hal serupa itu? Aku menjadi tertawaan sesamaku, aku, yang mendapat jawaban dari Allah, bila aku berseru kepada-Nya; orang yang benar dan saleh menjadi tertawaan” (Ayb. 12:2-4).

Ayub tersinggung mendengarkan kata-kata Zofar. Dia pun menyerang balik dan mengatakan bahwa hikmat Zofar takkan bertahan lama. Kalau Zofar mati, kata-katanya pun turut musnah.

Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini, Ayub juga menegaskan: ”Aku pun manusia yang berakal budi; semua yang kamu katakan itu sudah kumengerti. Lagipula, siapa yang tak tahu semua itu? Jadi, jangan sangka kamu melebihi aku!”

Jelaslah, Ayub marah kepada Zofar. Di mata Ayub, sahabatnya itu sungguh sok tahu. Dan Ayub menjadi semakin jengkel karena dia merasa menjadi bahan tertawaan. Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”Aku ditertawakan teman dan sahabat, padahal aku ini benar dan tanpa cacat.”

Bisa jadi Ayub agak berlebihan di sini. Perasaan dihakimi membuat dia merasa menjadi bahan tertawaan. Semakin dipikirkan malah membuatnya semakin sakit hati. Dalam ayat 5 Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini, Ayub memprotes Zofar: ”Kamu menghina orang celaka, sedang hidupmu aman; orang yang hampir jatuh kamu beri pukulan.”

Kelihatannya Ayub memang lebai. Dan perasaan itu muncul karena dia merasa dihakimi. Yang akhirnya membuat Ayub jatuh ke dalam jurang kasihan pada diri sendiri.

Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional

Bagikan:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *