(Pengkhotbah 10:10)
Dalam ayat 10 sang pemikir mengingatkan: ”Jika besi menjadi tumpul dan tidak diasah, maka orang harus memperbesar tenaga, tetapi yang terpenting untuk berhasil adalah hikmat.” Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”Apabila parangmu tumpul dan tidak kauasah, engkau harus bekerja dengan lebih bersusah payah. Pakailah akal sehatmu, dan buatlah rencana lebih dahulu.”
Sang pemikir menyatakan betapa penting bagi seseorang untuk membuat rencana sebelum melakukan sesuatu. Rencana menjadi penting karena kegagalan membuat rencana membuat kita merencanakan sebuah kegagalan.
Dengan unik sang pemikir mengingatkan kita untuk mengasah pisau sebelum menggunakannya. Ini memang persoalan daya guna dan hasil guna. Tak menyiapkan peralatan kerja yang terbaik akan membuat kita capek sendiri, bisa jadi malah frustrasi. Ini sejatinya cuma persolan hikmat. Ini sekadar penggunaan akal sehat.
Pada masa Perjanjian Baru pun, Yesus—Sang Guru dari Nazaret—mengingatkan: ”Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, apakah uangnya cukup untuk menyelesaikan pekerjaan itu? Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, dan berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya” (Luk. 14:28-30).
Pada titik ini Tuhan Yesus menegaskan betapa penting dan strategisnya sebuah rencana. Aneh rasanya jika tidak dilakukan. Masalahnya kadang manusia menganggapnya sepele, mungkin karena sudah biasa melakukannya. Tak jarang malah mengabaikannya sama sekali.
SMaNGaT,
Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional
Foto: Jared Rice