Posted on Tinggalkan komentar

Lelah? Kembalilah ke Indra Kita!

”Saya mandek. Kelelahan. Kegiatan saya di tempat kerja maupun di rumah menjadi rutinitas yang bisa ditebak. Pola pikir saya itu-itu saja dan hanya menghasilkan ide-ide yang sama dan membosankan… . Saya bosan dengan diri saya sendiri. Kata-kata saya saat berbicara dan mengajar terasa datar. Hidup telah kehilangan misterinya. Persekutuan dengan Allah telah menjadi kewajiban.” Demikianlah Mark Yaconelli membuka bab pertama dari bukunya Karunia Penderitaan.

Apakah Anda pernah mengalami situasi yang mirip? Atau, malah sedang mengalaminya? Jika ya, penulis menawarkan kepada kita untuk kembali ke indra kita. Untuk kembali lagi ke perasaan kita. Untuk benar-benar menyadari perasaan kita seperti ketika kita masih kanak-kanak.

Yaconelli—berdasarkan pengalamannya sendiri—menulis: ”Aliran sungai, sinar matahari yang menghangatkan kulit saya, makan siang yang memuaskan, aroma hutan, musik yang menggetarkan hati, puisi tentang kesedihan, seorang perempuan yang memiliki kecantikan yang antik, kuliner yang nikmat, dan perhatian dari seorang teman baik, telah membawa saya kembali menjadi diri saya sendiri.”

Menurut dia, orang Kristen perlu waktu dan tempat khusus untuk mundur dari pekerjaan dan memanjakan indranya. Bahkan Yesus Orang Nazaret secara teratur mengundurkan diri ke pegunungan, laut, dan tempat sepi lainnya agar berada di tengah ciptaan, di hadapan keindahan. Memberi perhatian kepada semua keindahan itu akan membuat kita sungguh-sungguh merasa dicintai.

Dan perasaan dicintai itu akan membuat hidup kita menjadi lebih berarti. Percayalah!

Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional

Bagikan:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *