Kartu Tanda Penduduk (KTP) dapat dikatakan sebagai salah satu penunjuk identitas ”utama” kita sebagai warga negara. Padahal di dalam KTP hanya ada sedikit keterangan tentang diri kita. Bila kita mau bertanya lebih jauh, apa yang sebetulnya menentukan identitas kita? Pertanyaan seperti—untuk apa kita hidup; tujuan hidup kita; Apa atau siapa yang menguasai hidup kita;—seharusnya mengusik nurani kita lebih dalam.
Setiap orang lahir di bumi sebagai bayi, dan sejak semula tergantung sepenuhnya kepada manusia lain. Hal itu terus berkembang dan tanpa kita sadari, setelah beberapa lama diri kita sudah dipengaruhi dan dibentuk oleh lingkungan itu. Identitas, norma-norma, kapasitas dan perilaku kita, sebagian besar dibentuk dan dikembangkan dari dalam lingkungan.
Hal itu juga terjadi secara rohani. Sebagai manusia, kita menghirup udara di lingkungan rohani sekitar kita. Pada zaman dengan arus informasi yang mengalir deras tiada hentinya, masyarakat semakin lama semakin bersikap hedonis dan konsumtif. Mereka sibuk ingin memuaskan segala keinginan pribadi mereka dengan cepat, dan cenderung mengesampingkan kepentingan sosial.
Dalam situasi seperti itu, timbul pertanyaan mengenai identitas kita sebagai Kristen; Di mana kita seharusnya menanamkan akar-akar kehidupan kita? Apakah atau siapakah yang memengaruhi kemauan kita, pemikiran, perasaan dan tindakan kita?
Dalam buku Kaya Roh: Hidup oleh Roh, Berada dalam Kristus, penulis Jan Waselling menjelaskan bahwa Tuhan Yesus sendiri berbicara—dengan cara yang sangat mengesankan—tentang suatu hal yang mutlak diperlukan, yaitu kelahiran yang baru. Karya terpenting yang dilakukan Roh Allah ialah untuk melahirkan manusia dari Allah.
Menurut penulis, ”Kelahiran kembali” itu bukan semata-mata suatu kejadian penuh emosi yang meluap-luap dan yang timbul dengan tiba-tiba. Kelahiran kembali itu adalah mukjizat bahwa manusia mulai hidup dari Atas, dalam Roh Tuhan Yesus. Jika kita dipenuhi oleh Roh, kita justru menjadi manusia sejati, seperti yang dikehendaki Allah.
Jika kita hidup di dalam Kristus maka Kristus hidup di dalam diri kita. Dan dalam Dia kita akan menemukan identitas sejati diri kita.