”Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu” (Yoh. 15:16). Jelaslah, kita, Anda dan saya, adalah orang pilihan. Berkait dengan pilihan Allah itu, pertanyaan yang layak diajukan ialah mengapa? Apa alasan Allah memilih kita?
Dalam lagu ”Bukan Kar’na Upahmu” yang terekam dalam Pelengkap Kidung Jemaat 265, Godlief Soumokil menyatakan dengan jelas bahwa semuanya itu karena kemurahan Tuhan. Perhatikan liriknya: ”Bukan kar’na upahmu dan bukan kar’na kebajikan hidupmu, bukan persembahanmu dan bukan pula hasil perjuanganmu.”
Karena itulah, bersyukur menjadi hal yang sudah semestinya. Pemazmur mengajak umat untuk mengumandangkan nyanyian baru bagi Tuhan (lih. Mzm. 98:1). Sekali lagi karena Tuhan telah melakukan perbuatan-perbuatan yang ajaib. Dan hal terajaib yang dilakukan Tuhan ialah mengangkat kita menjadi anak-anak-Nya.
Oleh karena itu, jalan terlogis menurut sang penyair ialah ”Janganlah kau bermegah dan jangan pula meninggikan dirimu; baiklah s’lalu merendah dan hidup dalam kemurahan kasih-Nya.” Kita dipanggil untuk hidup dalam kemurahan kasih-Nya.
Tak hanya itu, Tuhan Yesus juga menegaskan: ”Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap” (Yoh. 15:16). Allah menetapkan kita untuk pergi.
Sekali lagi, kita tidak dipilih untuk diam, tetapi untuk pergi. Kita tidak dipilih untuk bertopang dagu, melainkan untuk bergerak. Kita tidak dipilih untuk menikmati kasih Allah sendirian, tetapi untuk membagikannya. Itulah yang dimaksudkan Yesus dengan hidup yang berbuah.
Berkait dengan pekerjaan. Sejatinya, semuanya pun karena kemurahan kasih-Nya. Allahlah yang telah memilih dan menetapkan tempat kerja untuk kita. Sehingga, kerja berkualitas merupakan keniscayaan. Tak hanya temporer, tetapi ajek.
Mungkin persoalannya di sini, kadang semangat kita naik turun dalam bekerja. Padahal kerja berkualitas yang ajek merupakan panggilan kita juga.
Selamat Bekerja!
Yoel M. Indrasmoro
Direktur Literatur Perkantas Nasional