”Inilah hari yang dijadikan TUHAN, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya!” (Mzm. 118:24).
Inilah nyanyian Paskah. Inilah pengakuan akan tindakan Allah yang menyelamatkan umat-Nya dari perbudakan di Mesir.
Pada kemerdekaan Israel pertama itu, jelaslah bahwa Allah menjadikan Israel sebagai prioritas. Dia menyelamatkan Israel. Paskah merupakan Hari Raya Kemerdekaan Israel dari Mesir. Sehingga mereka berseru: ”Inilah hari yang dijadikan TUHAN, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya!” This is the day that The Lord has made!
Hari itu bukan sekadar hari. This is The day that The Lord has made! Sayangnya, lagu itu diterjemahkan menjadi ”Hari ini hari ini harinya Tuhan”. Lebih sayang lagi ketika orang menambahkan bait berikutnya: ”Hari Senin Hari Selasa hari….” Padahal ini bukan sekadar hari. Ini hari khusus. Ini hari kemerdekaan Israel. Inilah Paskah pertama.
Paskah kedua adalah ketika Yesus bangkit dari kubur! Kebangkitan Yesus menyatakan dengan jelas bahwa kematian Yesus Orang Nazaret pada Jumat Agung sungguh bermakna. Inilah Paskah kedua—Allah memerdekakan manusia dari belenggu dosa itu sendiri.
Karena itu, marilah kita hidup dalam suasana kebangkitan! Marilah kita hidup dalam suasana kehidupan! Marilah kita membangkitkan orang lain! Marilah kita menghidupkan orang lain dan bukan mematikannya! Juga dalam dunia kerja kita hari ini.
Selamat bekerja,
Yoel M. Indrasmoro
Direktur Literatur Perkantas Nasional