(Luk. 16:10-12)
”Siapa saja yang setia dalam hal-hal kecil, ia setia juga dalam hal-hal besar. Dan siapa saja yang tidak benar dalam hal-hal kecil, ia tidak benar juga dalam hal-hal besar. Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya?”
Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari nasihat Yesus Orang Nazaret. Pertama, baik pekerjaan besar maupun pekerjaan kecil memperlihatkan bahwa orang-orang yang melakukan pekerjaan itu merupakan orang kepercayaan. Dan kepercayaan itu mahal harganya. Mana yang hendak kita pilih: menjadi direktur utama sebuah bank yang tidak dipercaya nasabahnya atau menjadi pemilik bengkel sepeda motor yang dipercaya oleh pelanggannya?
Kedua, baik hal besar maupun hal kecil, dari keduanya dituntut sebuah pertanggungan jawab. Si pemilik modal akan meminta pertanggungan jawab. Tak seorang pun yang bisa lepas dari tanggung jawab ini. Artinya, kita tidak boleh suka-suka.
Ketiga, orang yang menangani hal besar dan hal kecil dituntut untuk setia. Setia berarti menjalankan tugas itu dengan sebaik-baiknya. Tidak berhenti di tengah jalan. Setia berarti melaksanakan tugas hingga selesai. Kesetiaan memang bicara soal stamina. Jangan hanya semangat di awal, tetapi semangat pelayanan seharusnya terus menyala hingga akhir. Stamina berarti berkaitan erat dengan ketahanujian atau ketahanbantingan seseorang. Tidak cepat putus asa merupakan panggilan seorang pelayan.
Keempat, kita tidak hanya dituntut untuk setia, tetapi juga dituntut untuk bertindak benar. Benar berarti tidak salah. Benar berarti tidak main-main. Benar berarti serius. Benar berarti fokus. Bertindak benar merupakan masalah kualitas.
Kelima, kepercayaan itu akan bertambah seturut dengan respons kita dalam menanggungjawabi pekerjaan. Saat diberi pekerjaan kecil tidak bertanggung jawab, mungkinkah akan diberi pekerjaan besar? Kalau mungkin, maka yang salah adalah si Pemberi Kerja.
Setialah dalam hal kecil! Hanya dengan itulah kita akan mampu menanggung hal besar!
Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional