Posted on Tinggalkan komentar

Seperti Pohon Zaitun

Daud memulai Mazmur 52 dengan pertanyaan: ”Mengapa engkau memegahkan diri dengan kejahatan, hai pahlawan, terhadap orang yang dikasihi Allah sepanjang hari?” Redaksi Kitab Mazmur mencatat bahwa nyanyian pengajaran Daud ini terinspirasi ketika Doëg, orang Edom itu, datang memberitahukan kepada Saul bahwa Daud telah sampai di rumah Ahimelekh.

Doëg—perwira dalam tentara Raja Saul—dalam usahanya membantu Saul menangkap Daud, tak hanya memberitahukan Saul, tetapi juga membunuh Ahimelekh, dan 84 orang imam di Nob. Tak hanya itu, Saul juga memerintahkan untuk membunuh seluruh penduduk Nob, kota imam itu; laki-laki, perempuan, anak-anak dan bayi, juga sapi, keledai dan domba, semuanya dihabisi nyawanya (1Sam. 22:19, BIMK).

Dengan nyanyian pengajaran ini, Daud hendak menyatakan bahwa Doëg—dan setiap orang yang merancangkan hal yang jahat—akan hancur hidupnya. Daud menegaskan pada ayat 7-9 BIMK: ”Tetapi engkau akan dibinasakan Allah untuk selamanya; engkau ditangkap dan diseret dari rumahmu, dan dilenyapkan dari dunia orang hidup. Melihat itu, orang saleh akan ketakutan, lalu menertawakan engkau dan berkata, ’Itulah orangnya yang tidak berlindung pada Allah, tetapi mengharapkan kekayaannya yang berlimpah dan mencari keamanan pada barang rampasannya.’”

Sebaliknya, untuk dirinya sendiri Daud percaya, ”Tetapi aku ini seperti pohon zaitun yang menghijau di dalam rumah Allah; aku percaya akan kasih setia Allah untuk seterusnya dan selamanya.” Daud percaya bahwa Allah akan memelihara dirinya bagai pohon zaitun yang tetap menghijau di rumah Allah. Tetap menghijau karena Allah, sebagai pemilik, akan senantiasa memelihara. Dengan kata lain, Allah akan mencukupkan kebutuhannya.

Di tengah pandemi Covid-19 ini, marilah kita menjaga diri kita dari tindak kejahatan sekecil apa pun. Sebab kesulitan hidup—terutama ekonomi—kadang menjadi pembenaran untuk melakukan kejahatan kecil-kecilan. Ketika kita memercayakan hidup dan penghidupan kita kepada Allah, Dia pasti akan memelihara kita bak pohon zaitun. Percayalah!

SMaNGaT,

Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional

Bagikan:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *