(Luk. 1:56)
”Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya.”
Catatan Lukas berkait dengan kunjungan Maria ke rumah Elisabet cukup jelas. Lukas merasa perlu menulis berkait dengan lamanya kunjungan, yakni tiga bulan. Mengapa tiga bulan? Hanya Maria yang bisa menjawabnya! Apakah Maria masih ada sewaktu Elisabet bersalin? Kemungkinan besar ya, mengingat sifat Maria. Namun, Lukas memang tak merasa perlu mencatatnya.
Tiga bulan memang bukan waktu sebentar, namun cukup untuk menemani seorang yang sedang mengandung tua. Tak boleh kita lupa bahwa Elisabet mengandung dalam usia yang telah lanjut. Tentulah tak mudah bagi dia menjalankan tugas kerumahtanggaan sehari-hari. Terlebih dengan suaminya yang bisu, komunikasi dijamin kurang lancar.
Nah, mungkin di sinilah peranan Maria, yakni mengerjakan tugas kerumahtanggaan sehari-hari agar Elisabet dapat fokus pada jabang bayi yang ada dalam rahimnya. Dengan kata lain, Maria tidak sekadar berkunjung, tetapi mau menjadi penolong sanaknya itu. Pada titik ini kasih Maria bukan sekadar kata, tetapi sungguh nyata dalam tindakan.
Tindakan memang lebih dari sejuta kata. Dan kasih mesti maujud dalam tindakan. Bagaimanapun ”mengasihi” merupakan kata kerja. Tidak dilakukan aneh rasanya.
Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional