Posted on Tinggalkan komentar

Kedekatan dengan Allah

”Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku. Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah.” Demikianlah Daud memulai Mazmur 62, yang merupakan inspirasi kami dalam membuat rubrik ini.

Ketika rubrik ”Hanya Dekat Allah” pertama kali diluncurkan, sesungguhnya kami tak menyangka akan sampai sejauh ini. Kami berharap rubrik ini akan berhenti pada hari ke-23, saat kita mengupas Mazmur 23. Pas bukan pagebluk berhenti saat kita membahas ”Tuhan adalah Gembalaku”. Namun, apa mau dikata, hingga hari ke-61—karena pada hari ke-42 kita membahas dua mazmur—wabah belum berakhir.

Nah, bagaimana perasaan Sahabat sekarang? Jika pertanyaan yang sama diajukan kepada kami, maka harus diakui, melalui pengalaman pemazmur, kami merasa digiring untuk mempertanyakan jauh dekatnya hubungan kami dengan Allah. Dan itulah yang layak disyukuri hingga kini—ada kesempatan menilai hubungan kami dengan Allah.

Daud mengakui, kedekatan dengan Allah sajalah yang membuat dia merasa tenang. Sebab keselamatannya memang berasal dari Allah. Dan karena Allah adalah gunung batunya, maka Daud tak mungkin goyah.

Dengan kata lain, Daud hendak menyatakan bahwa bersama dengan Allah sajalah yang membuat dia merasa tenang dan tidak gentar. Sebab, sekali lagi, Allah adalah sumber selamat. Sehingga dalam ayat sembilan Daud mengajak umat Israel, ”Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, curahkanlah isi hatimu di hadapan-Nya; Allah ialah tempat perlindungan kita.”

Sejatinya, kedekatan akan membuat seseorang percaya diri untuk curhat. Apakah itu juga pengalaman Sahabat dalam masa pandemi ini?

SMaNGaT,

Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional

Bagikan:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *