Dalam awal Mazmur 135, pemazmur berseru: ”Haleluya! Pujilah nama TUHAN, pujilah, hai hamba-hamba TUHAN, hai orang-orang yang datang melayani di rumah TUHAN, di pelataran rumah Allah kita!” Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini tertera: ”Pujilah TUHAN! Pujilah nama TUHAN, hai kamu hamba-hamba-Nya yang berbakti di Rumah TUHAN di kediaman Allah kita.” Penyair mengajak umat yang berbakti di rumah TUHAN untuk memuji TUHAN.
Selanjutnya, pemazmur mengemukakan alasannya:”Pujilah TUHAN, sebab TUHAN itu baik, bermazmurlah bagi nama-Nya, sebab nama itu indah!” Kebaikan TUHAN—itulah alasan pemazmur memuji TUHAN.
Kebaikan TUHAN tampak—ini dijelaskan pemazmur pada ayat empat—ketika Dia memilih Israel menjadi milik kesayangan-Nya. Pemazmur memahami bahwa pemilihan itu berdasarkan anugerah Allah semata. Itulah kebaikan dalam kadar tertinggi. Bukan baik karena Israel layak dipilih, namun sebaliknya karena Israel tak layak dipilih. Satu-satunya alasan pemilihan itu adalah pada diri Allah sendiri.
Kebaikan TUHAN yang lainnya dijelaskan pemazmur pada ayat 14: ”TUHAN akan memberi keadilan kepada umat-Nya, dan akan sayang kepada hamba-hamba-Nya.” Memberikan keadilan adalah tindakan yang keluar dari sifat Allah yang adil. Dan memberikan keadilan merupakan bentuk konkret kasih-Nya kepada para hamba-Nya.
Pertanyannya sekarang: Apakah kita masih mengakui kebaikan TUHAN itu, juga di tengah pandemi ini?
SMaNGaT,
Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional
Foto: Dino Reichmuth