”Bagaimana akan kubalas kepada TUHAN segala kebajikan-Nya kepadaku? Aku akan mengangkat piala keselamatan, dan akan menyerukan nama TUHAN, akan membayar nazarku kepada TUHAN di depan seluruh umat-Nya.” Demikianlah pertanyaan dan jawaban penyair Mazmur 116. Dia yang bertanya, dia pula yang menyawab.
Dalam bait dua itu, penyair mempertanyakan apa yang akan dia lakukan bagi Allah yang telah menyembuhkannya dari sakit. Jawabannya adalah membawa persembahan anggur dan memenuhi janji. Membawa persembahan merupakan simbol kehambaan seseorang. Dari tindakan itu tersirat bahwa orang tersebut mengakui keberadaannya sebagai hamba Allah.
Sedangkan untuk pemenuhan janji, kita tak perlu menyempitkannya hanya pada janji sewaktu sakit. Bisa jadi ada banyak janji yang pernah kita ucapkan baik kepada Allah maupun manusia. Mungkin saja penyakit membuat kita menunda penggenapan janji tersebut.
Nah, sembuh dari sakit merupakan saat yang paling tepat bagi kita untuk melunasi semua janji kita. Mengapa? Kelihatannya—melalui kesembuhan itu—Allah sedang memberikan kita kesempatan untuk membayar semua janji kita.
Namun demikian, bagi kita yang sehat walafiat, mazmur ini mengingatkan bahwa kita adalah hamba Allah. Dan sebagai hamba Allah kita memang harus menggenapi semua janji kita selagi masih ada waktu, meski di tengah pandemi ini.
SMaNGaT,
Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional
Foto: Daniel von Appen