Dalam bait terakhir Mazmur 114, sekaligus sebuah kesimpulan, penyair menulis: ”Gemetarlah, hai bumi, di hadapan TUHAN, di hadapan Allah Yakub, yang mengubah gunung batu menjadi kolam air, dan batu yang keras menjadi mata air!”
Mengapa gemetar? Sebab tidak ada yang mustahil bagi Allah. Dalam perjalanan Israel dari Mesir ke Kanaan, Allah mencukupkan kebutuhan umat pilihan-Nya akan air dengan mengeluarkan air dari bebatuan. Dan kisah pembebasan Israel dari Mesir memang sarat dengan mukjizat.
Mulai dari sepuluh tulah yang menimpa rakyat Mesir, Laut Teberau terbelah, pemberian air, manna, dan burung puyuh, kemenangan terhadap bangsa-bangsa lain, hingga sungai Yordan yang berhenti mengalir.
Namun demikian, mukjizat terbesar adalah pemilihan Allah atas Israel. Jika diperhatikan dengan cermat, pemilihan Israel sebagai umat pilihan pun sebuah mukjizat. Allah memilih sebuah bangsa yang sejatinya tak layak dipilih dan diperjuangkan. Israel bukanlah tipe bangsa setia. Kepercayaan mereka kepada Allah naik turun bak _roller coaster_.
Tak beda dengan kita sebenarnya. Tak ada alasan apa pun bagi Allah saat memilih kita menjadi umat-Nya. Semuanya hanya anugerah. Sola Gratia. Karena itu, jangan sia-siakan anugerah Allah, juga di masa pandemi ini.
SMaNGaT,
Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional
Foto: Istimewa