Posted on Tinggalkan komentar

Dalam Lindungan Allah

”Mata TUHAN tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong; wajah TUHAN menentang orang-orang yang berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan kepada mereka dari muka bumi” (Mzm. 34:16-17). Ini bukanlah omong kosong. Daud pernah merasakannya.

Ada pengantar redaksi di awal Mazmur 34: ”Dari Daud, pada waktu ia pura-pura tidak waras pikirannya di depan Abimelekh, sehingga ia diusir, lalu pergi.” Sesungguhnya dalam Kitab 1 dan 2 Samuel tidak ada orang yang bernama Abimelekh. Namun, ada kisah bagaimana Daud berpura-pura gila di hadapan Akhis, raja kota Gat, salah satu dari lima kota utama orang Filistin (lih. 1Sam. 21:10-15).

Kondisi Daud waktu itu memang serbasusah—maju kena mundur kena. Untuk menghindari kejaran Saul, Daud mengungsi ke negeri orang Filistin. Dan di negeri orang Filistin itulah para tentara Filistin mengenali dia sebagai pembunuh Goliat, pahlawan kebanggaan Filistin. Dalam situasi macam demikian Daud mengambil langkah jitu: pura-pura gila. Langkah itulah yang menyelamatkannya dari Akhis, raja kota Gat.

Pada titik ini, jelaslah bahwa Daud tidak hanya menyerahkan semua masalah yang dihadapi kepada Allah, tetapi melakukan tindakan praktis dan nyata. Di sini Daud mengerjakan bagiannya dan menyerahkan sisanya—yang pasti lebih besar—kepada Allah. Jika Daud selamat, tentu dia tidak bisa mengklaim bahwa itu hanya karyanya.

Bisa dipahami pula mengapa Daud berseru, juga dalam mazmur ini, ”Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!” (Mzm. 34:9). Ya, berbahagialah setiap orang yang berlindung pada Allah karena Dia pasti akan turun tangan.

Daud pernah merasakan perlindungan Allah. Kita juga pernah dan akan terus merasakannya, juga di tengah pandemi Covid-19 ini. Percayalah!

SMaNGaT,

Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional

Bagikan:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *