Posted on Tinggalkan komentar

Cara Mendengar

(Luk. 8:16-18)

”Tidak ada orang yang menyalakan pelita lalu menutupinya dengan tempayan atau menempatkannya di bawah tempat tidur, tetapi ia menempatkannya di atas kaki pelita, supaya semua orang yang masuk ke dalam rumah dapat melihat cahayanya. Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan. Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, bahkan apa yang dianggapnya ada padanya, akan diambil juga.”

Perumpamaan Yesus sungguh wajar. Tidak ada orang yang menyalakan pelita dan menutupinya dengan tempayan. Aneh rasanya dan tiada guna. Yang juga aneh menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah tempat tidur. Bahkan, bisa membakar tempat tidur tersebut.

Menurut Alktiab Edisi Studi, pada zaman itu pelita kecil dari tanah liat dengan bahan bakar minyak zaitun dipakai untuk penerangan. Pelita ini cukup kecil, sehingga dapat digenggam dengan tangan. Minyak dalam pelita mengalir melalui sumbu. Dan untuk menyalakan pelita, sumbu itulah yang dibakar.

Menariknya, Yesus Orang Nazaret mengaitkan perumpamaan pelita dengan tindakan Allah yang akan menyingkapkan hal-hal yang tersembunyi. Semuanya akan dibukakan. Namun, semua itu hanya berguna kala manusia mau membuka dirinya. Mudah dinalar mengapa Yesus mengajak para murid-Nya untuk memperhatikan cara mereka mendengar. Cara mendengar menjadi sungguh penting dan bermakna.

Dalam Alkitab Bahasa Indonesia Sederhana tertera: ”Karena itu, perhatikanlah baik-baik bagaimana kalian menerima ajaran Tuhan. Sebab, orang yang sudah punya, akan diberi lebih banyak lagi oleh Allah. Tetapi, orang yang tidak punya apa-apa, sedikit yang masih ada padanya, itu pun akan diambil pula oleh Allah.

Mudah diduga, melalui pendengaran yang baik, ajaran-ajaran Tuhan itu akan semakin banyak dan menguasai diri. Jika salah mendengar, bisa saja ajaran itu saling bertentangan satu sama lain, yang membuat kita malah bingung sendiri. Dan karena itu, bisa saja kita malah membuangnya. Ya, cara mendengar menjadi penting di sini.

Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional

Bagikan:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *