Tak kenal maka tak sayang. Ungkapan ini sering diucapkan orang yang hendak memulai acara perkenalan. Perkenalan yang cukup dengan seseorang memungkinkan kita mengasihi orang tersebut. Di dalam perkenalan perlu ada keterbukaan. Semakin dalam orang itu membuka dirinya, semakin dalam juga kita mengenalnya. Kita jadi mengenal siapa dia sesungguhnya. Kita tahu karakternya, kita tahu apa yang disukai atau tidak disukainya. Dengan demikian, tidak ada spekulasi.
Jika dengan manusia saja kita perlu perkenalan yang cukup, apalagi jika kita ingin mengenal Allah? Dalam bukunya Mengasihi Yang Mahakudus, A. W. Tozer menulis: ”Untuk membicarakan tentang Allah membutuhkan kapasitas yang melebihi kemampuan manusia.” Jelas Allah adalah Pencipta dan kita ciptaan. Dia tiada batas, kita terbatas. Allah kekal, manusia fana.
Masih dalam bukunya, Tozer juga menulis: ”Ada banyak logika dan pertimbangan mengenai Allah, namun tidak cukup kita berhenti di situ. Jika yang kita miliki semata-mata logika dan pertimbangan sehat, maka kita tidak akan pernah bisa menembus Awan Ketidaktahuan yang menghalangi manusia untuk benar-benar mengenal Allah.” Menurut Tozer, satu-satuya cara untuk dapat mengenal Allah adalah dengan bertindak sebagai penyembah.
Ya, sebagai penyembah. Dengan bertindak sebagai penyembah, kita memosisikan diri kita dengan benar. Dengan bertindak sebagai penyembah, kita menyadari siapa diri kita di hadapan Allah. Kita menyadari bahwa Allah itu besar dan terlampau besar untuk dapat kita pahami. Kita hanya mungkin mengenal-Nya sejauh Ia menyatakan diri-Nya kepada kita.
Bukan tanpa tujuan Allah menciptakan kita, Allah menciptakan kita untuk diri-Nya. Tozer juga mengutip Agustinus: ”Engkau menciptakan kami untuk diri-Mu, ya Tuhan, dan jiwa kami gelisah hingga menemukan peristirahatan di dalam Engkau.” Itu artinya, tidak ada yang bisa memberikan ketenangan kepada kita selain Allah, meskipun seluruh dunia kita miliki.
Oleh karena itu, mengenal Allah merupakan keniscayaan bagi kita manusia. Mengenal Allah membuat kita mengenal siapa diri kita di hadapan Allah. Mengenal Allah membuat kita mengetahui apa yang menjadi tujuan hidup kita. Dan mengenal Allah hanya dapat dilakukan dengan bertindak sebagai penyembah.
Citra Dewi
Literatur Perkantas Nasional