Roh Kudus & Karunia-karunia Roh

Stok habis

Bagikan:

Deskripsi

Saya yakin, bahwa pembaca sekalian sependapat dengan saya bahwa topik ini merupakan satu topik yang sangat penting. Namun demikian, sangat disayangkan bahwa ajaran tentang Roh Kudus yang merupakan salah satu ajaran yang sangat penting ini telah banyak diselewengkan dan disalah mengerti. Hal itu akan jelas terlihat apabila kita mempelajari sejarah Gereja.

Sebenarnya, ajaran tentang Roh Kudus dan karunia-karunia Roh dengan segala permasalahannya, bukanlah merupakan hal yang baru timbul pada abad 20, yaitu pada tahun 1950-an. Tetapi kita dapat mundur ke belakang ke abad ke 2, yaitu ketika muncul gerakan Montanisme oleh Montanus yang juga menekankan soal adanya bahasa lidah; bahkan lebih awal lagi yaitu ke abad permulaan.

Hal inilah sebenarnya yang menjadi salah satu masalah gereja di Korintus, yang kemudian dikoreksi oleh rasul Paulus. Jemaat saat ini pun mengalami pergumulan yang sama, di mana sering kali kami menemukan adanya pandangan tentang pribadi Roh Kudus serta karunia-karunia Roh yang tidak sesuai dengan ajaran Alkitab. Karena itu, marilah kita melihat bagaimana Alkitab, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru mengajarkan hal tersebut.

Buku yang terdiri dari 74 halaman ini dibagi ke dalam 4 (empat) bab utama. Pada bab pertama dibahas tentang siapa Roh Kudus, baik ditinjau dari pengajaran Perjanjian Lama, maupun Perjanjian Baru. Pada bab ini, juga dibahas enam macam pekerjaan Roh Kudus dalam diri orang percaya. Keenam hal tersebut antara lain adalah mengadopsi orang percaya (Gal.4:6), memberi kuasa (Ef.3:16), memberi pertumbuhan (Gal.5:22-23), dll.

Pada bab dua dibahas mengenai Karunia-Karunia Roh. Pada bab ini saya menyoroti berbagai macam karunia Roh sebagaimana terdapat di dalam 1 Kor.12, Roma.12:6-8, Efesus 4:11 dan 1Petrus 4:10-11. Di sini saya mengajak pembaca untuk mengerti ari dan tujuan berbagai macam karunia tersebut dengan mengacu secara langsung ke bahasa aslinya, yaitu bahasa Yunani. Setelah itu, saya melanjutkan pembahasan mengenai mengenal dan mengembangkan karunia. Hal ini saya lakukan karena mengingat bahwa seringkali masalah umat bukanlah terletak pada berapa banyak karunia yang dimilikinya, tetapi bagaimana karunia yang ada tersebut dapat dikenali dan dikembangkan dalam pelayanan.

Pada bab tiga dan empat saya membahas topik yang sangat penting dan seringkali menjadi masalah di dalam gereja, yaitu masalah Karunia Bahasa Roh.

Baptisan dan Kepenuhan Roh.
Berbicara mengenai karunia bahasa roh atau bahasa lidah, saya memberikan delapan catatan penting yang merupakan hasil penggalian saya dari 1Korinstus 14. Hal itu antara lain:

Pertama. Bahasabahasa roh bukanlah bahasa manusia. Karena bahasa roh bukanlah bahasa manusia (sebagaimana telah disinggung di atas dalam penelitian W. Samarin), maka ba-hasa tersebut tidak bisa diajarkan.

Kedua. Pada dasarnya bahasa roh tidak dapat dimengerti. Rasul Paulus dengan jelas menuliskan bahwa bahasa roh tidak dapat dimengerti oleh pembicaranya (yang sedang mengucapkan bahasa lidah tersebut). Dalam ayat 14 tertulis: “Sebab jika aku ber-doa dengan bahasa roh, maka rohkulah yang berdoa, tetapi akal budiku tidak turut berdoa. Demikian juga tidak dapat dimengerti oleh mereka yang mendengarnya. (1Kor.14:16).

Ketiga. Orang yang mengucapkan bahasa roh tidak dalam kondisi ‘ecstacy’ (out of control). Rasul Paulus juga dengan jelas menunjukkan bahwa orang yang sedang berbahasa roh tetap dapat mengendalikan dirinya, tidak dalam kondisi “trans”(tidak sadar). Memang seharusnya demikian, karena kalau orang itu sedang dikendalikan oleh Roh Kudus, seharusnya hidupnya makin tertib dan sadar (lihat Ef.5: 18). Hal ini kadang-kadang berbeda dengan apa yang terjadi di lapangan, di mana mereka yang mengaku dipenuhi Roh menunjukkan tindakan yang aneh dan tidak terkendali. Salah satu tema yang tidak kalah penting dan kontroversial adalah mengenai Toronto Blessing atau holy laugher, di mana orang tertawa terbahak-bahak sepanjang kebaktian. Hal inilah yang saya bahas di akhir buku ini.

Sebagaimana buku saya yang lainnya, buku ini merupakan naskah dari bahan seminar sehari yang diberikan di berbagai gereja dan persekutuan kampus. Karena itu, saya merindukan agar buku ini juga dapat diseminarkan di berbagai gereja dan persekutuan di waktu yang akan datang. Dengan demikian, pengajaran yang sangat penting ini dapat diketahui dan dialami oleh umat Allah.

Soli Deo gloria.-

Pdt. Dr. Ir. Mangapul Sagala adalah alumnus Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Pada tahun 1984, beliau bergabung dengan Yayasan Persekutuan Kristen Antar Universitas (PERKANTAS). Selanjutnya, penulis studi Teologia di Trinity Theological College–Singapura, hingga memperoleh gelar M.Div., M.Th. dan Doctor of Theology (D.Th.). Saat ini, penulis dipercayakan sebagai Koordinator Divisi Alumni PERKANTAS, dosen Perjanjian Baru di Sekolah Tinggi Teologia Reformed Injili Indonesia dan STT IMAN di Jakarta.

Informasi Tambahan

Berat 0,125 kg

Review

Belum ada ulasan.

Jadilah yang pertama memberikan ulasan “Roh Kudus & Karunia-karunia Roh”

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *