Posted on Tinggalkan komentar

Hanya bagi Allah

Hanya Dekat Allah (5 Juli 2020)

Hanya bagi Allah

”Bukan kepada kami, ya TUHAN, bukan kepada kami, tetapi kepada nama-Mulah beri kemuliaan, oleh karena kasih-Mu, oleh karena setia-Mu!” Demikianlah penyair memulai Mazmur 115. Penyair mengajak umat untuk mengikhtiarkan hal yang sama: kemuliaan hanya bagi Allah. Alasannya: kasih dan setia Allah.

Ya, kasih dan setia Allah sesungguhnya merupakan modal hidup umat Allah. Kasih yang bukan temporer atau kadang-kadang, tetapi kasih yang ajek—tetap, teratur, dan tidak berubah. Dan ketika bangsa-bangsa lain mempertanyakan keberadaan Allah Israel, penyair menegaskan pada ayat 3: ”Allah kita di sorga; Ia melakukan apa yang dikehendaki-Nya!”

Penyair memperlihatkan bahwa Allah berdaulat. Dia melakukan apa yang dikehendaki-Nya. Dan kehendak-Nya adalah yang terbaik bagi manusia. Mungkin ini juga persoalannya, kadang sulit bagi kita untuk memercayai bahwa yang dilakukan-Nya adalah yang terbaik bagi kita.

Pada titik ini kita perlu terus belajar percaya bahwa Allah itu setia dan tetap mengasihi, juga di tengah masa pandemi ini yang sepertinya enggan berhenti.

SMaNGaT,

Yoel M. Indrasmoro
Literatur Perkantas Nasional

Foto: Tory Morrison

Bagikan:
Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *